Love Story
Berawal dari interaksi ringan di media sosial, obrolan kami berlanjut ke WhatsApp. Namun, komunikasi sempat tidak intens karena kesibukannya bekerja di luar kota. Setelah beberapa minggu, ia kembali menghubungi dan mengajak bertemu. Sayangnya, pertemuan pertama itu belum terlaksana karena jadwalnya yang padat.
Waktu pun berlalu, dan kami sempat kehilangan kontak cukup lama. Kami kembali berencana bertemu untuk yang kedua kalinya, namun lagi-lagi harus ditunda. Hingga akhirnya, di bulan berikutnya, ia kembali menghubungi untuk meminta maaf dan mengajak menjadwalkan ulang pertemuan kami.
Setelah penantian yang cukup panjang, kami akhirnya bertemu untuk pertama kalinya. Kami saling bertukar cerita tentang kesibukan masing-masing. Pertemuan itu diikuti dengan pertemuan kedua, di mana aku dikenalkan dengan teman-temannya. Sejak saat itu, komunikasi kami menjadi lebih intens, meskipun kadang masih diwarnai slow respon karena pekerjaannya yang kembali menyita waktu.
Setiap kali ia kembali ke Bandung, ia selalu menyempatkan diri untuk bertemu. Rasa nyaman dan bahagia membuatku tak ragu menerima ajakannya. Dalam beberapa pertemuan, ia mulai menunjukkan niat baiknya. Meski awalnya aku belum memberi jawaban, karena ingin melihat sejauh mana keseriusannya, namun perlahan ia membuktikan lewat tindakan-tindakan yang membuatku yakin dan tersenyum.
Akhirnya, dengan niat yang sama, ia mengajakku untuk bertemu keluarganya. Sambutan hangat dari mereka membuatku semakin yakin, dan kini kami sampai pada titik terindah: melangkah bersama menuju kehidupan baru.
Menikah